Popular Topic
- |
- 02 October 2017
NDX AKA, Kuli Bangunan yang Sukses Jadi Musisi Hip-hop Dangdut
Nama NDX A.K.A mungkin masih asing bagi pecinta musik secara industri. Tapi, siapa sangka grup Hip Hop Dangdut asal Imogiri, Jogjakarta sudah punya puluhan bahkan ratusan ribu penggemar yang diberi nama Familia untuk fans pria dan Lady Fams untuk fans wanita. Kesuksesan yang diraih NDX ini bukan tanpa perjuangan. Pasalnya dua personil mereka, yakni Yonanda Frisna Damara (DNX) dan Fajar Ari (PJR Michropone) dulunya adalah kuli bangunan.
Nama NDX A.K.A merupakan sebuah singkatan dari salah satu personil mereka, Yonanda atau Nanda. 'ND' merujuk pada nama Nanda, sedangkan 'X' adalah extreme karena aliran musik Hip Hop Dangdut yang memang dianggap ekstrem untuk disatukan. Sedangan 'A.K.A' adalah singkatan dari As Known As atau alias. Dibentuk pada 11 September 2011, NDX pernah mendapat bayaran 75 ribu rupiah di panggung pertama mereka.
"Dulu main pertama kali di acara desa di belakang TVRI. Itu dikasih 75 ribu. Ya saya terima aja, itu besar menurut saya," ucap Nanda saat ditemui usai mengisi acara Book & Music Festival MocoSik di JEC, belum lama ini.
Hingga saat ini, NDX telah merekam 46 lagu. Di mana lagu-lagu mereka didominasi oleh lagu berbahasa Jawa. 36 lagu merupakan murni ciptaan mereka, sedangkan 10 lagu mereka melakukan cover dari lagu-lagu milik Deddy Dores, Nike Ardila, dan penyanyi lawas lain. Semua lagu yang mereka rekam, dimasukkan dalam situs lagu Reverbnation. Bukan uang yang mereka cari tapi ada visi yang mereka usung. Hal inilah yang sempat membuat mereka menolak tawaran enam label besar Jakarta.
"Kalau di Reverbnation memang gak dapet royalti. Tapi gak apa-apa. Biar masyarakat menengah ke bawah bisa mendengarkan lagu kami secara gratis," lanjut Nanda.
Hip Hop dangdut mereka pilih karena memang Nanda dan Fajar punya ketertarikan terhadap dua genre musik tersebut. Lagu-lagu mereka pun banyak mengambil tema patah hati yang merupakan pengalaman pribadi masing-masing personil. "Kami memang suka hip hop sama dangdut. Lalu lagu kami banyak soal patah hati. Jadi lagu patah hati kalau dinyanyikan dengan gaya ini bisa tetap joget," terang Nanda..
Tahun 2014 menjadi titik balik perjalanan mereka. Lewat lagu Bojoku Digondol Bojone, nama NDX pun dikenal di Jogja, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Lagu-lagu lain seperti Terminal Giwangan, Kimcil Kepolen, Sayang, dan beberapa lagu lainnya sangat mudah masuk dan diterima pecinta musik pulau Jawa. Liriknya yang jujur dan apa adanya, menjadi senjata NDX. Dari seorang kuli bangunan dan pernah dibayar 75 ribu di panggung pertamanya, Nanda dan Fajar kini menjadi jutawan. Bayaran mereka pun mencapai 40 juta rupiah sekali manggung di luar kota. Jadwal panggung mereka pun bisa sekitar 12 kali dalam sebulan. (ddt/uc)